== Kisah Nyata Seorang Pemimpi Besar == Malang, 19 Januari 2015
Hidup penuh target dan target asal jangan kaget jika tidak mencapai target.
Diawali kuliah pada tahun 2010 memiliki target lulus 3,5 tahun akhirnya lulus tahun 2014 dengan waktu 3,7 tahun targetpun tidak tercapai, selama kuliah aktif diberbagai kegiatan termasuk beberapa bisnis yang dijalankan. Waktu menginjak semester 7 tiba-tiba terfikir harus memiliki bisnis sebelum lulus, berangkat dari pengalaman jatuh bangun bisnis semasa kuliah sehingga jiwa entrepreneur sudah menyatu dalam diri saya. Bergerak dan putar otak kemudian ketemu dengan seorang peternak ayam petelur di sebuah acara tanpa pikir panjang langsung saya eksekusi karena bagi saya pada waktu itu bisnis yang penting jalan dulu. UAN “Unggas Anak Negeri” menjadi Nama Brand peternakan yang saya jalankan. Terkendala modal memaksa harus berpatner dengan seorang teman.
Entah kenapa terlalu terlena dan rasa angkuh dalam mejalankan bisnis ini sampai mengabaikan kewajiban mengurus ijazah yang seharusnya diambil di bulan Juni 2014.
Tidak lama berselang setelah wisuda, sebuah kejadian yang tak mungkin terlupakan seumur hidup karena divonis oleh dokter terkena usus buntu yang memaksa harus operasi dan opname sekitar 10 hari di rumah sakit, aktivitas pun terhenti seketika untuk waktu yang tidak dapat diprediksi entah sampai kapan. Pembiayaan selama sakit ini menguras kantong karena biaya yang dikeluarkan lumayan tinggi sehingga uang pun sudah menipis. Disisi lain masih ada kewajiban membayar denda keterlabatan pengambilan ijazah 50rb/bulan. Setelah di hitung dan di total pembiayaan yang harus dikeluarkan untuk mengambil ijazah sebesar 300rb karena masih diberi toleransi pengambilan ijazah sampai 2 bulan setelah wisuda. Tidak hanya itu yang saya alami, KTM dan KTP hilang ketika mengurus administrasi pembayaran rumah sakit, lebih tercengang lagi ketika ingat jik ternyata revisi skripsi juga belum dikerjakan. Membuat semakin berat untuk mendapatkan ijazah yang saya target 31 Desember harus selesai, namun waktu itu keyakinanlah yang membuat semangat optimis muncul dan memberikan kekuatan.
Tepat pada tanggal 9 desember 2014 saya menulis sebuah konsep yang dinamakan “Circle Time” dengan tulisan fokus skripsi, terjadwal mengerjakan revisi dilakukan setelah sholat subuh dengan waktu yang singkat. Kenapa ini saya lakukan? karena sudah jenuh dan pusing melihat skripsi, belum lagi memikirkan bisnis yang terlalu banyak masalah. Singkat cerita pada tanggal 30 desember 2014 skripsi sudah selesai dan dijilid, akan tetapi belum bisa dikatakan selesai sepenuhnya karena masih banyak kewajiban lain yang harus diselesaikan termasuk, semua file skripsi harus sudah dalam berbentuk 5 keping VCD. Tanggal 31 desember 2014 dimana target yang saya tuliskan di "Circle Time" secara logika tidak mungkin tercapai, namun keyakinan tetap ada bahwa selama kita ikhtiar berusaha dengan segala daya dan upaya serta doa tiada yang tidak mungkin. Pada hari itu dimana target tanggal 31 saya harus minta 7 tanda tangan dosen, menyerahkan file DVD kebeberapa tempat, terlebih karena KTM hilang saya harus bolak balik kekantor polisi untuk minta surat keterangan hilang. Pagi itu sebelum berangkat saya melihat isi dompet sekitar 100s/d150rb untuk pengambilan ijazah 300rb sudah pasti kurang.
Saya pasrahkan kepada pemilik langit dan bumi maka saya berdoa “ya ALLAH ijinkan hamba menyelesaikan target ini, hamba hanya punya uang segini dan permudahkanlah segala urusan hari ini” kemudian saya brangkat ke kampus dengan tujuan langsung keperpustakaan pusat menyerahkan file yang akan di Onlinekan, namun yang terjadi file itu salah kemudian kena biaya 5rb, ya awal yang tidak mengenakkan karena masih diminta KTM sedangkan Semua identitas hilang maka saya minta toleransi karena itu sudah tugas akhir. Melanjutkan ke 7 dosen dan entah kenapa hari itu semua dosen yang akan ditemui berada dikampus tidak seperti biasanya. Menyusuri jalan antara gedung satu dan dua serta harus naik turun tangga, apa yang terjadi saya dicuekin dosen, mungkin karena akhir tahun. Baru jam 11.00 semua tanda tangan selesai, lanjut bergegas menuju BAA untuk mengambil ijazah, setelah sampai ternyata tidak bisa diambil lagi-lagi karena KTM hilang dan disuruh membuat KTM baru. Lah KTM bikin baru terus dibolongi oh.. sesak rasanya tapi pantang bagi saya kalo target ini tidak tercapai. teknik negosiasi saya terapkan berselang beberapa waktu saya cukup membuat surat keterangan kehilangan dari kepolisian. Tidak pikir panjang saya langsung bergegas ke kantor polisi, namun apa daya ternyata sebelum membuat surat kehilangan saya harus kembali minta surat pengantar dari kampus. Sempat pesimis ini ada karena waktu sudah hampir jam 12.00 dimana waktu untuk istirahat bagi staf kampus sampai jam 13.00.
Waktu istirahat itu saya gunakan istirahat dan sholat dzuhur serta berdoa “Ya ALLAH hamba punya waktu 3 jam untuk menyelesaikan ini”. “BISMILLAH” jam 13.00 saya berangkat kekampus lagi disertai gerimis untuk minta surat keterangan pengantar, kemudian lanjut kekepolisian dan tidak seperti biasanya juga dikantor polisi tidak minta tarif administrasi melainkan ucapan seiklasnya/sepunyanya dengan hati bergetar saya berikan bukan untuk membayar administrasi melainkan karena kata ikhlas yang terucap. Waktu menujukkan jam 14.00+ itu artinya saya memiliki waktu 1 jam lagi karena jam 15.00 biasanya tutup. menempuh perjalanan menuju kampus, melihat jam hampir 15.00. Ada 2 loket yang harus dilalui loket pertama untuk menyerahkan berkas-berkas dan betapa kagetnya ketika staff mengatakan “sampean kenak denda mas nanti bayar diloket yang kedua” selesai sudah loket pertama lanjut ke loket kedua dengan gemetar didalam hati tetap berdoa dan apa yang terjadi “tidak ada sedikitpun kata denda dan tidak ada sedikitpun kata uang yang terlontar” yang saya dapat senyuman, ramah tamah, pelayanan yang nyaman, tutur kata yang lembut.
Kemudian setelah selesai saya balik arah untuk meninggalkan loket namun saya dipanggil lagi dengan nada lembut “mas-mas……” dengan rasa gemetar, yang ada dalam pikiran saya bahwa beliau memanggil akan mengatakan dendanya lupa, namun apa yang terjadi kala itu, beliau mengatakan “mas-mas ijazahnya dimasukin dalam tas aja karena diluar hujan nanti basah dengan senyuman dibibirnya” rasa syukur terhadap ALLAH yang mengabulkan doa saya dan kisah sejarah yang kelak akan saya ceritakan pada anak istri. Dengan hati berbinar-binar saya langsung minta legalisir dan pulang sesampainya dirumah, dikamar, didingding saya ambil spidol warna merah dan saya tuliskan “ALHAMDULILAH” dan “TARGET TERCAPAI IJAZAH HADIAH TAHUN BARU 2015” pada “Circle Time” yang saya tempel didinding.
Ini merupakan bagian hadiah terindah yang ALLAH berikan pada saya dan tepat jam 00.00 tahun 2015. Maka Nikmat Yang Mana Yang Sering Kita dustakan.
Inilah MIMPI saya menjadi seorang “entrepreneur dan motivator muda sukses mulia”.
karena hanya orang gila yang menginginkan hasil berbeda dengan cara yang sama, maka carilah cara berbeda untuk hasil yang berbeda dan diatas rata-rata
Catatan : ada yang bilang kejadian ini “paling pemutihan” sehingga tidak kenak denda, oke saya ambil kata-kata itu untuk membuktikan maka saya amati sebelum saya ambil ijazah ada teman yang ambil duluan kenak denda, dan ada teman juga seminggu kemudian dari waktu pengambilan ijazah saya ternyata kenak denda juga.
Maka yakini bahwa ALLAH bersama kita
Salam sukses mulia dan mari BERDOA dan saling MENDOAKAN yang baik
Blogger Comment
Facebook Comment